Minggu, 22 Agustus 2010

PESAN KEMATIAN

PESAN KEMATIAN
(Yusuf Mansur)

---------------------------------
Kematian menjadi sebuah kepastian bagi semua anak keturunan Adam. Sayang, jarang ada yang mempersiapkan datangnya kematian secara baik.
ALKISAH ada seorang manusia yang berkawan dengan Malaikat Kematian. Karena merasa sudah akrab, manusia itu berpesan kepada malaikat tersebut, "Hai kawan, beritahu aku, ya, kalau sudah tiba saatnya kematian datang. Kabarkan jauh-jauh hari, biar aku ada kesempatan untuk mempersiapkan kematian datang."
Sang Malaikat Kematian tidak mengiyakan tapi tidak juga tidak menolak. la hanya tesenyum.
Dalam beberapa waktu lama, sang Malaikat tak datang berkunjung. Hingga suatu hari, malaikat tersebut mendatangi kawan tadi, dan memberitahukan bahwa jadwal kematiannya sudah tiba.
Marahlah kawan tersebut. "Bukankah sebagai sahabat engkau sudah aku minta untuk memberitahukan diriku? ! ! ! Mengapa engkau lalaikan:..?!!! Mengapa engkau lupakan...?!!!"
Sang Malaikat Kematian menjawab, "Tidak kawanku, tidak! Aku sudah memberitahumu sejak jauh-jauh hari. Aku juga sudah memperingatkanmu jauh­jauh hari sebelum kedatanganku ini."
"Ah, kamu bohong!"
" Tidak, aku tidak bohong. Lihatlah rambutmu yang mulai memutih. Lihatlah keriput di wajahmu yang mulai tampak. Rasakanlah bertambahnya kelemahanmu, seiring berkurangnya usia. Bukankah itu adalah peringatan kematian dariku...?"
Sang Malaikat Kematian terus saja bicara, "Hai kawan, belum lagi kematian satu-dua orang di sekelilingmu, dan pekuburan yang sering engkau lewati. Semuanya adalah peringatanku. Hanya engkau dilalaikan oleh duniamu, dan tidak memiliki hati yang bisa memahami...."
Sang kawan tetap marah. Dia lari meninggalkan sang Malaikat. Dan dia terus berlari, hingga sampai di atas gunung, dan bersembunyi di sebuah gua. Setelah merasa aman dari kejaran sang Malaikat Kematian, lalu dia beristirahat. Tapi tiba-tiba dia dikagetkan oleh sang Malaikat Kematian ternyata sudah lebih dulu sampai. Rupanya sang Malaikat sengaja menunggu kedatangannya!
Apa kata malaikat tersebut, "Hai kawan, jauh-jauh engkau lari dari diriku, padahal memang di sinilah aku ditugaskan untuk mencabut nyawamu!"
Saudara-saudaraku, pembaca "Kajian Wisata Hati" di mana pun Anda berada, dialog di atas digubah dari satu-dua riwayat badis, di mana ada seseorang yang berlari dari kematian, menghindari kematiannya. Tapi ajal tetap menjemputnya. Bahkan kematian datang di tempat dia bersembunyi; di lokasi yang justru ia anggap aman.
Saudara-saudaraku, Malaikat Kematian memang tidak akan bicara apa-apa, tapi kematian sendiri memiliki banyak tanda. Bertambahnya usia saja sudah merupakan peringatan akan datangnya kematian itu sendiri. Sedangkan kalau Malaikat Kematian sudah datang, berarti selesailah riwayat kita sebagai manusia yang hidup, dan berarti tibalah juga masanya untuk mempertanggungjawabkan segala lelaku semasa hidup, dengan sebenar-benarnya pertanggungjawaban. Tidak akan ada yang bisa mengelak untuk kembali lagi ke dunia dan bermaksud memperbaiki kehidupan. Tidak bisa. Semua manusia yang mati hanya bisa menunggu nasib atas kehidupan yang telah terlewati.

Bila Anda seorang yang ahli zina, dan belum bertaubat, maka tinggallah Anda menunggu apa keputusan Allah buat Anda.
Bila Anda ahli korupsi, ahli menipu, ahli makan harta haram, maka tinggallahAnda menunggu apa keputusan Allah buat Anda.

Bila Anda ahli durhaka terhadap orangtua, bukan ahli mendoakan dan menyenangkan orangtua, maka tinggallah Anda menunggu apa keputusanAllah buat Anda.
Maka saudaraku, sekarang saatnyalah kita bertaubat. Memohon ampun atas semua kesalahan kita, dan segera menempuh langkah­langkah kebaikan. Keharusan bertaubat, serta menempuh lang­kah-langkah kebaikan, bertambah­tambah keharusannya, manakala kita menyadari, pesan pesan kematian dan pesan-pesan ketidakgunaan harta, yang terus-menerus Allah sampaikan kepada kita. Lihat saja serangkaian musibah yang terjadi di negeri ini. Tidakkah semuanya menginsafkan kita akan datangnya kematian dan ketidakgunaan harta...?
Saudaraku, semoga kita bisa menyambut datangnya kematian, dan mengubah kehidupan, agar kehidupan kita terus membaik dan membaik. Baik kehidupan di dunia ini maupun kehidupan setelah kita meninggal kelak. Amin.
Sampai ketemu di pembahasan berikutnya. Insya Allah, kita akan membahas tentang "sesuatu yang bisa membuat Allah menunda kematian salah seorang di antara kita ".
Salam, Yusuf Mansur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar